Minggu, 25 November 2018

RINDU AYAH DALAM SEPIH


Ayah...
Malam ini dingin tanpa hangat merengut jiwa tak bedaya. Setiap asa di penghujung rindu, linangan air mata pertanda jiwa merindukan ayah yang jauh disebrang.

Ayah...
Malam ini desiran angin masih datang dengan cara yang sama, memantik rinduh tak bedaya pada ayah, jengkal demi jengkal menelusuri jalan panjang menuju histori bersamamu hingga tak kuasa dikala larut malam menyapaku. Tak peduli seberapa banyak ku menghabiskan waktu untuk memikirkan titahmu ayah.

Ayah...
Aku hanya ingin bercengkrama bersamamu lewat perenungan yang sepih tanpa suara, mungkin saja bersuara dalam diam dan menangis dalam kebisuan adalah satu-satunya cara sahut menyahut bercerita denganmu ayah yang jauh disana.

Ayah...
Senyum bahagiamu adalah inti dari hidupku, maafkan aku jika belum memberikan senyum bahagia kepadamu ayah😔🙏

Kamis, 15 November 2018


Samdar Rery, S.Sos.I, M.Ikom

KERINDUAN DIMOMENT KEBAHAGIAN

Hanya dengan kekuatan cinta dan kasih sayang dari orang-orang yang terhebat dalam hidupku,, yakni ayahanda Hi. Yunus Rery dan ibunda Hj. Mariam Borut. Selama ini tak henti-hentinya menuntun saya dengan doa dan air mata kasi sayang, tetesan air mata dan doa disetip sujud hanya ingin juriat mereka menjadi lebih baik.

Sujud syukur dan merendahkan jiwa ini dihadapanmu ya rob, dari zat yang berlumur dosa dari jiwa yang sering berbuat salah dan hilaf pada kedua orang tua hamba,,, hamba memohon dengan segala kerendahan jiwa ini, jauhkan mereka dari segala keburukan, dekatkan mereka dengan segala kebaikan ya Allah.

Moment yang diselimuti suasana suka cita dan kebahagian, melihat teman-teman dengan semangat dan penuh keceriahan bersama keluarga mereka, dimana orang-orang terhebat dalam hidup mereka berdiri mendamping mereka, berfoto bersama mereka, bahkan tertawa dengan penuh kegembiraan bersama mereka.

Disaat saya bediri ditengah-tengah kegembiraan teman-teman dan keluarga mereka, dan melihat kegembiraan mereka dengan suka ria, namun suasana itu saya hanya dengan senyum yang lebar, tapi diri ini terasa tak berarti apa-apa. Sejenak merenung dan larut dalam lamunan yang panjang, terasa keriuhan hening dari suasana yang ramai. Saya merasakan sepih, dan tidak ada siapa-siapa disampingku.

Keheningan itu walau sekejap dari renungan yang kira-kira kurang lebih15detik, saya merasakan hidup ini tak berarti apa-apa, tak ada gunannya untuk siapa-siapa, pikiran yang kosong, jiwa yang kering tak kala kedua orangtuaku yang hebat itu tak ada disampingku. Jiwa ini seakan berdiri ditengah guru sahara yang jauh dari keriuhan manusia, memandang ke semua arah seakang sepih tanpa satu pun manusia ada bersamaku.

Sontak dari renuangan sekejap itu saya pun berlinang air mata kesedihan bercampur kebahagian. Air mata terus menetes perlahan-lahan, saya pun terasa terpojokan dari segala kemeriahan yang terlihat. Hati ini menangis, menangis karena rindu kehadiran mereka, rindu memeluk dan mencium tangan dan jidat mereka, serta memeluk mereka dengan rasa syukur dan bahagia.

Namun apalah dayah, harapan bersama mereka dimoment sesederhana ini hanya sebatas ilusi, akan tetapi jiwa ini yakin dan seyakin-yakinnya bahwa Allah sedang menguji sejauh mana rasa kasih sayangku kepada kedua orang tua dan keluarga yang selama ini menaru harapan akan kebaikan dikemudian hari.

Tiada kata yang bermakna jika jiwa ini tidak bersyukur dengan tindakan, namun ini menunjukan wujud rasa kasih sayangku kepada mereka. Doa dan air mata tidak terhenti dan terus mengalir disetiap sujudku akhirku.

Ayah, ibu, saya hanya bisa mengucapkan terimakasi dari jauh untuk kalian berdua disebrang sana. Tak terlepas dari itu rasa syukurku juga saya ucapkan terimakasi kepada keluarga saya yang lain. Terimakasi atas perhatian kalian kepada saya selama ini, mungkin ini suda saatnya saya harus berdiri sendiri dan mulai memerankan diri selayaknya sebagai kebanyakan orang lain yang bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab.

Untuk mengakhiri coretan singkat ini, juga saya ucapkan terima kasih kepada semuanya, baik itu keluarga sekampung, maupun sahabat dan teman-teman lain yang suda mengapresiasiku di moment sederhana ini dengan mengucapkan selamat dan mendoakan kebaikan saya. Sekali lagi terimakasih.

DIES NATALIS GMNI ke 66

REFLEKSI HARI LAHIR GMNI Kita harus berani mengoreksi diri dengan cara menghilangkan praktik-praktik yang mengkhianati prinsip Bhinneka...