Kamis, 04 Oktober 2018

BERJANJI SETENGAH HATI

Politik mengajarkan kita senih berinteraksi dengan berbagai kepentingan, dan disini generasi dituntut untuk memiliki integritas politik yang baik,, tentu generasi yang memiliki tujuan untuk tidak menjadi budak dari tuan2 politik yang hanya sekedar memanfaatkan mereka sebagai tameng politik,

Sejalan dengan pikiran diatas maka dalam defenisi generasi adalah kelompok usia remaja yang bertindak dan berperilaku sebagai usia yang menyiapkan diri dan merencanakan kehidupan yang berkelanjutan, artinya generasi harus dilihat sebagai entitas yang memiliki tujuan dan harapan.

Membaca perilaku elite politik kita saat ini menunjukan rendahnya nalar politik dan minimnya moral politik yang diperlihatkan kepada generasi saat ini, mereka hanya memikirkan diri sendiri dan hanya menjadikan generasi sebagai objek politik semata.

Generasi dalam prespektif politik adalah generasi yang merdeka dalam menentukan sikap dan pilihan hidup sesuai dengan pilihan-pilihan rasionalnya yang tentu didasarkan pada pengalaman subjetivitas hidupnya.

Mencermati generasi dalam lingkaran relasi kuasa elite politik saat ini tidak seperti yang diharapkan,, tujuan generasi mulai direduksi dari kepentingan elite politik, artinya generasi hanya diperalat demi memuluskan kepentingan elite politik.

Generasi dalam siklus politik hanya dimanfaatkan semangat, pikiran, dan tenagahnya demi memenuhi kepuasan elite politik tertentu, dan setelah elite politik mendapatkan tujuannya, generasi dibiarkan ibarat burung terbang tanpa sayap, dn berkenala dalam ruang kehidupan yang hampa.

Seharusnya relasi generasi dan elite politik dibangun separipurna mungkin untuk saling meningkatkan hubungan yang bersifat parmanen, karena generasi adalah penerus dari perjuangan elite politik, dimana mereka suatu saat akan menggantikan dan meneruskan tongkat stafet kaum yang sudah tuah,

Akan tetapi generasi hanya dijadikan sebatas objek politik dari kepentingan elite politik, seharusnya generasi penerus dikader dan dikawal, agar mereka selalu berdialetika dengan berbagai ruang yang suda terfasilitasi oleh elite politik.

Elite politik harus memosisikan diri sebagai pengarah, sehingga dapat membimbing setiap proses generasi diberbagai tingkatan,, jangan generasi dikriminalisasikan semangat dn pikirannya demi memenuhi kebutuhan elite politik semata.

Fenomena karakter elite politik ini terlihat sangat ambisius dan menggurita setiap gerakan generasi sampai pada level atau tingkatan yang paling bawah, sehingga generasi tak berdaya untuk menentukan pilihannya. Pilihan-pilihan generasi ditentukan oleh elite politik yang serahkan.

Polah komunikasi elite politik dengan generasi muda hanya pada tataran oportunisme belaka,, artinya mereka hanya memanfaatkan generasi dan mengambil keuntungan dari apa yang generasi perjuangkan bersama mereka.

Ini adalah gerakan politik yang dibangun oleh elite politik yang dimana tidak mengandung muatan moral, sehingga tercipta hubungan atau relasi yang tidak sehat antara generasi dan elite politik,, seharusnya hubungan yang dibangun harus simbiosis mutualisme (saling menguntungkan), tapi kenyataan generasi hanya hidup dibawah bayang-bayang ketidak jelasan orientasi.

Memang elite politik berjanji dan bekerja setengah hati terhadap generasi, mereka sepertinya memiliki fobia (berjanji dalam kecemasan) terhadap hadirnya generasi, rasa ketakutan elite politik ketika mereka tersaingi oleh generasi di atas pentas politik.

Inilah yang membuat generasi kadang jenuh dengan siklus yang dipertahankan oleh elite politik, dan kadang pulah melahirkan sikap yang berbeda, akan tetapi sering dikekang oleh elite politik, sehingga membuat generasi mengalami disisonansi orintasi, artinya generasi disatu sisi berani mengambil sikap untuk bersebrangan, tetapi disisi lain elite politik menjadi ancaman bagi mereka,,

Karena elite politik dalam realitas politik mereka adalah kaum yang sudah mapan dan terpolah dalam dinamika politik. Inilah yang membuat generasi tak berdaya dalam pengawasan elite politik. Dan pada akhirnya generasi mengalami disorientasi harapan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DIES NATALIS GMNI ke 66

REFLEKSI HARI LAHIR GMNI Kita harus berani mengoreksi diri dengan cara menghilangkan praktik-praktik yang mengkhianati prinsip Bhinneka...